Setelah melewati berbagai petualangan dan konflik bersama Tim Magma, perjalanan Lunar pun mencapai puncaknya. Apa yang terjadi dengan Lunar? Mampukah dia mendapatkan Groudon bersama Tim Magma? Baca bab terakhirnya sekarang!
Dua orang laki-laki dan wanita berseragam Tim Magma berjalan di tepi pantai. Mereka sedang menuju sebuah gua yang ada pada ujung lain pantai tersebut. Mereka tampak sangat tenang dan sedikit berbincang, tanpa mengetahui kalau ada seseorang yang mengamati mereka dari kejauhan.
”Dua orang berseragam merah,” ujar seseorang yang mengamati keduanya dari kejauhan menggunakan teropong itu. ”Tak salah lagi, mereka adalah Tim Magma. Kupikir ini adalah saat yang tepat... untuk melakukan pembalasan!” Seorang perempuan tampak duduk ragu. Di tangannya tergenggam sebuah PokeBall.
”Blue Orb Biru telah didapatkan,” dia bicara sendiri. ”Bukan saatnya diam. Sekarang saatnya bertindak. Sekarang saatnya membalas perbuatan mereka.... sebagaimana yang telah mereka lakukan terhadap pada kami!” Seorang lelaki tengah menatap selembar potret. Dia memandangi potret itu begitu lekat, cukup lama. Tanpa sadar, setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya, mengalir melewati carut luka yang ada di pipinya.
Kegagalan mendapatkan Groudon membuat Shelly geram. Dia lantas memandangi tiga grunt Tim Magma yang tengah tak sadarkan diri di depannya. Diperhatikannya wajah ketiga grunt terbaik milik Tim Magma tersebut. Sebuah wajah di antaranya tampak dia kenal, membuatnya tersenyum misterius lantas berkata pelan, "Dia bakal jadi senjata kami... untuk mengalahkan Tim Magma!"
"Di sebuah gua... yang berada di dalam lautan.... tersembunyi...
raksasa benua tengah tertidur.... menanti pertarungan kolosal.... siapapun... tak seharusnya membangunkannya...." Seorang ranger berdiri di depan sebuah lemari arsip. Dia tampak mencari-cari dokumen, di antaranya susunan buku yang ada di rak lemari tersebut. Lama mencari, dia akhirnya tersenyum dan menarik sebuah map dari barisan map yang ada disana. Segera dibukanya map tersebut dan dicarinya file yang diinginkan. Tangannya lincah membalik halaman-demi halaman yang ada di dalamnya, hingga pada sebuah file. Bayangan-bayangan hitam tampak bergerak cepat di antara pepohonan tinggi. Bayangan-bayangan itu berasal dari berbagai arah, bergerak menuju ke satu titik. Di satu titik luas, yang dipenuhi pepohonan besar dengan bangunan rumah kayu di atasnya. Seorang lelaki tua berpakaian serba putih tampak bergerak tergesa-gesa di dalam sebuah rumah. Beberapa kali ini pandangannya menatap pada komputer jinjing yang ada di meja. Dia mengamati serius grafik gambar gunung berapi yang tampak di monitor. Matanya lantas terbelalak ketika bagian dalam gunung tersebut berubah warna menjadi merah. Diikuti dengan indikator angka yang meningkat cepat. Helikopter yang kutumpangi bersama Clown dan Flame bergerak cepat. Ucapan Tabitha yang mengatakan Gunung Chimney dikepung para ranger, membuat kami dilanda panik dan khawatir. |
Penulis
Lunar Servada Archives
October 2014
Categories |